Jumat, 08 Februari 2019

Teknologi Kamera: Sejarah dan Perkembangan Kamera


Teknologi Kamera: Sejarah dan Perkembangan Kamera

Jika Anda penyuka fotografi, mungkin Anda menggunakan kamera setiap harinya. Entah itu untuk memotret kejadian sehari-hari, pemandangan, atau momen khusus misalnya pernikahan. Namun, tahukah Anda perkembangan kamera tersebut? Sejarah kamera dapat ditelusuri lebih jauh ke belakang daripada pengenalan fotografi. Kamera berevolusi dari kamera obscura, dan terus berubah melalui banyak generasi teknologi fotografi, termasuk daguerreotype, calotype, Dry Plates, film, sampai dengan kamera digital

1. Kamera Obscura
Kamera obscura adalah kamera pertama dalam sejarah fotografi. Obscura berasal dari bahasa Latin yang artinya “ruang gelap”. Kamera ini berbentuk seperti sebuah kotak dengan ruang gelap atau kedap cahaya di dalamnya. Kamera obscura dapat memantulkan cahaya melalui dua buah lensa konveks, yang kemudian menempatkan gambar pada film/kertas di titik fokus pada lensa kamera. Catatan tertua yang membahas tentang prinsip ini adalah deskripsi yang dikemukakan oleh filsuf Han Cina Mozi (470 hingga 391 SM). Mozi menegaskan bahwa gambar kamera obscura terbalik karena cahaya bergerak dalam garis lurus dari sumbernya.

Alhazen - Kamera Obscura

Pada abad ke-11 fisikawan Arab, Ibnu Al-Haytham (atau yang dikenal pula dengan nama lain Alhazen) menulis buku-buku yang sangat berpengaruh tentang optik, termasuk eksperimen dengan cahaya melalui lubang kecil di ruangan yang gelap.. Kamera ini dikembangkan dengan konsep lubang kecil di kotak gelap yang disinari cahaya mampu menghasilkan gambar. Hal itu menjadi titik awal penemuaan teknologi kamera.


Ilustrasi Prinsip Kamera Obscura

Gambar Seorang seniman menggunakan kamera obscura abad ke-18

Sebelum dipopulerkan Alhazen, pada zaman sebelum Masehi tercatat bahwa konsep ini telah ditemukan oleh seorang filsuf bernama Mozi pada zaman sebelum Masehi.

Joseph Nicéphore Niépce adalah orang pertama yang menghasilkan foto menggunakan kamera pada tahun 1816. Ia menghasilkan foto pertamanya menggunakan kamera yang sangat kecil buatanya sendiri dan dengan menggunakan selembar kertas dilapisi dengan perak klorida. Meskipun saat itu ia belum dapat menghasilkan foto yang permanen, kemudian pada pertengahan 1820-an, Niépce bereksperimen lagi menggunakan kamera obscura yang terfokus pada pelat timah 16,2 cm x 20,2 cm (6,4 in × 8,0) yang dilapisi tipis dengan aspal judea, yaitu aspal yang terbentuk secara alami yang peka akan cahaya. Joseph Nicéphore Niépce adalah orang pertama yang menghasilkan foto menggunakan kamera pada tahun 1816. Ia menghasilkan foto pertamanya menggunakan kamera yang sangat kecil buatanya sendiri dan dengan menggunakan selembar kertas dilapisi dengan perak klorida. Meskipun saat itu ia belum dapat menghasilkan foto yang permanen, kemudian pada pertengahan 1820-an, Niépce bereksperimen lagi menggunakan kamera obscura yang terfokus pada pelat timah 16,2 cm x 20,2 cm (6,4 in × 8,0) yang dilapisi tipis dengan aspal judea, yaitu aspal yang terbentuk secara alami yang peka akan cahaya.

Plat Joseph Nic̩phore Ni̩pce РView From The Window At Le Gras

Foto pertama karya Joseph Nic̩phore Ni̩pce РView From The Window At Le Gras

Kamera obscura yang tidak praktis mengalami perkembangan. Pada tahun 1660-an, ilmuwan asal Inggris Robert Boyle dan asistennya Robert Hook menemukan kamera portable obscura. Kamera ini merupakan bentuk modifikasi kamera obscura sehingga bentuknya lebih ringkas.

Kamera Obscure Portable
            
Buku karangan Alhazen juga dipelajari oleh ilmuwan barat seperti Joseph Kepler. Ilmuwan ini ahirnya berhasil memperbesar proyeksi gambar yang dihasilkan kamera dengan menambahkan lensa negatif di belakang lensa positif. Robetrt Boyle kemudian juga berhasil membuat kamera kecil tanpa kabel pada tahun 1665.

kamera pertama yang sangat praktis untuk digunakan dalam bidang fotografi ditemukan oleh Johann Zahn, pada tahun 1685. Prinsip kamera model Zahn ini menggunakan slide tambahan sebagai alat untuk memfokuskan objek. Sistem Zahn tersebut mampu memberikan tambahan plat sensitif di depan lensa kamera sebelum melakukan pengambilan gambar.

2. Kemera Daguerreotypes dan Calotypes
Hampir 900 tahun setelah ditemukannya kamera Obscura, pada tahun 1837 Joseph Nicephore Niepce yang berkebangsaan Prancis menemukan konsep fotografi yang praktis, yang kemudian dinamakannya sebagai Daguerreotypes dan dipublikasikan pada tahun 1839. Daguerre menggunakan lembaran tembaga berlapis perak dengan uap yodium untuk memberikan lapisan iodida perak peka cahaya. Setelah terpapar di kamera, gambar dikembangkan oleh uap merkuri dan diperbaiki dengan larutan natrium klorida.

Kamera Daguerreotypes

Di dalam sebuah kotak kecil dengan lubang cahaya, dengan menambahkan pelat tembaga dan perak yang ditambahkan dengan uap yodium maka kamera generasi ini lebih sensitif terhadap cahaya.

Boulevard du Temple by Daguerre

Setelah dilakukan eksposur pada kamera, gambar kemudian terbentuk melalui uap merkuri dan larutan natrium klorida. Niepce bekerja sama dengan partnernya Louis Daguerre dalam penemuan kamera ini, oleh sebab itulah nama kameranya dinamakan dengan nama penemunya.

Henry Fox Talbot menyempurnakan proses yang berbeda yaitu calotype pada tahun 1840 dan di komersilkan. Ia mengembangkan kamera yang sangat sederhana yang terdiri dari dua kotak bersarang. Kotak belakang memiliki layar kaca tanah yang bisa dilepas dan bisa masuk dan keluar untuk menyesuaikan fokus. Setelah pemfokusan, kaca tanah diganti dengan pegangan yang kedap cahaya yang berisi pelat atau kertas peka dan lensa tertutup. Kemudian fotografer membuka cover pada holder, membuka tutup lensa, dan menghitung menit sebanyak yang di inginkan yang disesuaikan dengan kondisi pencahayaan sebelum mengganti tutup dan menutup dudukannya. Meskipun kesederhanaan mekanis ini, lensa achromatic berkualitas tinggi telah menjadi standar.

Kamera Calotype C 1850

3.  Pelat Kering Collidion
Plat kering collodion mulai digunakan orang semenjak tahun 1857, kamera yang satu ini merupakan buah karya dari Desire van Monckhoven. Empat belas tahun kemudian, kamera pelat kering ini dimodifikasi oleh Richard Leach Maddox yang berhasil menciptakan pelat basah yang kualitas dan kecepatan pengambilan gambarnya lebih baik.

Kamera Pelat Kering Collodion

Perjalanan kamera Colliidion terus berlangsung hingga pada tahun 1878 ditemukan emulsi gelatin yang mampu meningkatkan sensitivitas kamera, sehingga kamera bisa mengambil gambar secara spontan.

Saat-saat inilah dimana tripod dan alat bantu kamera lainnya tidak terlalu dibutuhkan untuk mengambil gambar. untuk pertama kalinya, kamera bisa dibuat cukup kecil beratnya tidak terlalu besar untuk dipegang tangan, atau bahkan tersembunyi. Ada proliferasi dari berbagai desain, dari refleks tunggal dan lensa ganda untuk kamera besar dan kamera genggam.

4. Kodak dan Kamera Film
Para fotografer yang lahir di tahun 90-an pasti pernah mengenal kamera yang menggunakan roll film di dalamnya yang kemudian bisa dicetak menjadi sebuah foto. Sebetulnya pengembangan kamera film ini sudah dimulai satu abad sebelumnya, yaitu semenjak tahun 1885 oleh George Eastman yang memulai produksi film kamera, yang kemudian berkembang lagi menjadi seluloid pada tahun 1888-1889.

Kamera Kodak 1888

Kamera Kodak 1910

Kamera film tersebut ia namakan dengan Kodak, yang kemudian mulai dikenalkan kepada masyarakat luas semenjak tahun 1888. Lebih canggih lagi dari sebelumnya, hanya terdiri dari satu buah lensa fokus dan satu shutter speed.

Sampai akhirnya di akhir abad ke-19 Eastman telah berhasil membuat berbagai model kamera film, termasuk kamera berbentuk kotak dan kamera lipat. Walaupun kamera Kodak ini berhasil membuat fotografi menjadi tidak terlalu mahal bagi banyak kalangan, kamera pelat masih banyak digunakan orang waktu itu karena kualitasnya yang lebih baik. Untuk bersaing dengan kamera roll, kamera pelat era ini dilengkapi dengan majalah untuk menahan beberapa pelat sekaligus.

5. Kamera Compact dan Canon
Sejarah kamera dilanjutkan dengan hadirnya kamera compact yang diteliti oleh Oskar Barnack di Leitz. Barnack menggunakan film 35 mm untuk membuat kamera yang dapat menghasilkan perbesaran gambar dengan kualitas sangat baik. Akhirnya, pada tahun 1913 terbentuklah prototipe Ur-Leica, kamera 35 mm yang kemudian pengembangannya tertunda karena adanya perang dunia pertama.

Setelah beberapa kali mengalami perkembangan fitur, kamera Ur-Leica mulai dijual secara luas pada tahun 1923. Semenjak itu, konsumen pengguna kamera merasa sangat puas dan menyambut baik inovasi kamera yang satu ini.

Kamera Leica I 35 mm, 1925

Dari sinilah kemudian muncul perusahaan pembuat kamera saingan Ur-Leica, yaitu kamera Canon yang perusahaannya berpusat di Jepang. Canon juga membuat kamera dengan film cine 35 mm, yang kemudian bersaing ketat dengan Ur-Leica. Kamera yang dibuat di negeri matahari terbit ini kemudian menjadi sangat populer setelah berakhirnya perang Korea yang membuat veteran Jepang banyak membawa kamera ini ke Amerika Serikat. Tentunya hingga kini Canon terus berinovasi memproduksi berbagai kamera canggih lainnya, sehingga sampai saat ini pun bisnisnya masih berjalan dengan subur.

6. TLR dan SLR
TLR merupakan kepanjangan dari twin-lens reflex, sementara SLR adalah akronim dari single-lens reflex. Kamera TLR mulai dibuat oleh Franke&Heidecke Rolleiflex pada tahun 1928, sementara kamera SLR sebagai perkembangan lebih lanjut mulai diproduksi semenjak tahun 1933, yang pertama kali menggunakan 127 roll film.

Kamera SLR Contax S

Secara khusus, kamera TLR dilengkapi dengan dua lensa objektif dengan panjang focal yang sama. Satu lensa berguna untuk tujuan mengambil gambar, sementara lensa lainnya berguna untuk menangkap bayangan yang telah masuk ke lensa pertama. Sementara pada kamera SLR, hanya terdapat satu buah lensa yang sudah dikombinasikan dengan sensor gambar digital.

Kamera SLR dipopulerkan oleh perusahaan Asahi Optical, yang pertama kali meluncurkan kamera SLR 35mm yang dinamakan dengan Asahiflex. Pada tahun 1950-an, mulai banyak kamera SLR yang beredar di pasaran, termasuk Canon, Yashica, dan Nikon.

Kamera SLR 1949

Sementara kamera konvensional menjadi lebih canggih, jenis kamera yang sama sekali baru muncul di pasaran pada tahun 1948. Ini adalah Polaroid Model 95, kamera instant-picture pertama di dunia. Dikenal sebagai Kamera Land setelah penemuanya oleh Edwin Land. Model 95 menggunakan proses kimia yang dipatenkan untuk menghasilkan cetakan positif yang telah selesai dari negatif yang terekspos dalam waktu kurang dari satu menit. Kamera Land cukup diminati meski harganya relatif tinggi dan jajaran Polaroid telah meluas menjadi lusinan model pada 1960-an. Kamera Polaroid pertama yang ditujukan untuk pasar populer, Model 20 Swinger of 1965, sukses besar dan tetap menjadi salah satu kamera terlaris sepanjang masa.

Model Polaroid J66, 1961

Polaroid Model 20 Swinger

Kamera pertama yang mengusung eksposure otomatis yang dilengkapi dengan selenium light-meter adalah Super Kodak Six-20 pack di Tahun 1938, tetapi harganya sangat tinggi sekitar $ 225 saat itu ( setara $ 3912 untuk saat ini ). Pada tahun 1960-an, komponen elektronik berbiaya rendah merupakan hal yang biasa dan kamera yang dilengkapi dengan pengukur cahaya dan sistem exposure otomatis menjadi semakin meluas.

MEC-16 SB 16mm subminiature camera

Kemajuan teknologi berikutnya datang pada tahun 1960, ketika Mec 16 SB subminiature Jerman menjadi kamera pertama yang menempatkan pengukur cahaya di belakang lensa untuk pengukuran yang lebih akurat. Namun, pengukuran melalui lensa pada akhirnya menjadi fitur yang lebih umum ditemukan pada SLR dibandingkan jenis kamera lainnya. SLR pertama yang dilengkapi dengan sistem TTL adalah Topcon RE Super tahun 1962.

7. Kamera Analog
Sejarah kamera fotografi selanjutnya sampai pada tahun 1981 saat dimulainya pembuatan kamera analog, yang teknik pengambilan gambarnya masih bisa menggunakan film seluloid (klise/film negatif). Yang pertama kali membuat kamera analog ini adalah Sony Mavica.

Kamera Sony Mavica

Pada Olimpiade 1984, pertama kalinya kamera analog yang diproduksi Canon digunakan untuk memotret Yomiuri Shinbun yang hasilnya kemudian dimuat di surat kabar Jepang.

Namun seiring perjalanannya, kamera analog kurang mendapat antusias masyarakat karena biaya penggunaannya yang sangat mahal, serta kualitas gambar yang kurang baik jika dibandingkan dengan kamera lain. Aplikasi kamera analog saat ini banyak dipakai untuk kamera CCTV.

8. Kamera Digital
Sejarah perkembangan kamera digital tidak terlepas dari pengembangan video tape recorder (VTR), yakni sebuah teknologi merekam gambar pada televisi. Pada tahun 1951, untuk kali pertama, Bing Crosby Laboratorium membuat versi awal dari VTR. Alat tersebut berfungsi untuk mengambil gambar dari kamera televisi, kemudian mengkonversi gambar tersebut menjadi suatu impuls listrik (digital) dan menyimpannya ke dalam tape magnetis.

Kemudian pada tahun 1956, Charles P. Ginsburg dan Ampex Corporation menyempurnakan VTR dengan meluncurkan versi VR1000 dan umum dipakai oleh industri televisi. Maka dari sanalah, antara kamera video dengan kamera digital memiliki kesamaan dalam penggunaan CCD (Charged Couple Device) untuk mengatur warna dan intensitas cahaya. Sejak saat itulah, era kamera digital telah dimulai dan berkembang secara pesat.

”Pemisahan” wujud kamera digital dengan kamera video terjadi pada tahun 1981, dimana Sony memperkenalkan kamera elektronik komersil pertama mereka yang disebut Mavica. Adapun cara kerja dari kamera digital pertama ini yakni gambar yang direkam ke mini disc kemudian dimasukkan ke dalam video reader yang terhubung ke monitor atau televisi warna. Walaupun Mavica belum dapat dikatakan kamera digital, itu sebenarnya merupakan modifikasi kamera video yang mengambil foto secara spontan.

Sementara itu, sejak pertengahan tahun 1970-an, Kodak Company memiliki beberapa penemuan tentang solid-state atau kejernihan untuk sensor gambar, yaitu mengubah cahaya ke gambar digital untuk penggunaan pada tingkat profesional dan konsumen rumah tangga.

Dilanjutkan tahun 1986, Kodak untuk pertama kalinya di dunia mengenalkan sensor megapixel. Sensor ini mampu merekam 1,4 juta pixel yang dapat menghasilkan 5x7 inci foto digital cetak berkualitas baik pada saat itu. Setahun kemudian (1987), Kodak pun merilis tujuh (7) produk lainnya untuk merekam, menyimpan, memanipulasi, transmisi elektronik, serta untuk mencetak gambar atau objek.Kamera digital pertama kali dikembangkan oleh Fuji pada tahun 1988, yang menggunakan kartu memori 16 MB untuk menyimpan data foto yang diambil. Selanjutnya kamera digital mulai dikenalkan pada masyarakat luas semenjak tahun 1989 oleh Fuji. Pada tahun 1991, dimulailah pemasaran kamera digital Kodak DCS-100 yang beresolusi 1,3 megapiksel.

Kamera Kodak DCS 100

Format foto kamera digital mulai beralih menjadi JPEG dan MPEG yang tidak memakan banyak tempat pada penyimpanan data. Pada tahun 1995, kamera digital dengan kristal cair di bagian belakang lensa mulai dikembangkan oleh Hiroyuki Suetaka dengan nama kamera Casio QV-10.

Format foto kamera digital mulai beralih menjadi JPEG dan MPEG yang tidak memakan banyak tempat pada penyimpanan data. Pada tahun 1995, kamera digital dengan kristal cair di bagian belakang lensa mulai dikembangkan oleh Hiroyuki Suetaka dengan nama kamera Casio QV-10.

Minolta RD-175

Pada tahun 1995 Minolta memperkenalkan RD-175, yang didasarkan pada Minolta 500si, SLR dengan splitter dan tiga CCD independen. Kombinasi ini menghasilkan 1,75 juta piksel.

Kamera DSLR mulai ditemukan pada tahun 1999 awal dengan peluncuran Nikon D1 yang berhasil menekan biaya produksi hingga setngah harga saja. Jenis kamera ini mampu menghasilkan gambar yang sangat baik dan beresolusi tinggi.

Kamera Nikon D1

Hingga kini pun kamera DSLR masih banyak digunakan oleh para fotografer dengan berbagai macam lensa yang bisa dilepas-pasang. Selain itu, secara umum harga kamera DSLR tidak semahal dahulu.

Penjualan kamera digital terus berkembang, didorong oleh kemajuan teknologi yang sangat pesat. Pasar kamera digital tersegmentasi ke dalam berbagai kategori, Kamera Digital Compact Still, Bridge Camera, Mirrorless Compacts dan DSLR.

Sensor CMOS Canon

Salah satu kemajuan teknologi kamera digital yang paling utama adalah pengembangan sensor CMOS, yang membantu mendorong biaya produksi sensor yang cukup rendah untuk dapat di aplikasikan sebagai kamera ponsel maupun smartphone.

Demikianlah perkembangan kamera fotografi dari masa ke masa. Semoga sejarah kamera ini menambah pengetahuan Anda di dunia fotografi.

Referensi:



1 komentar:

  1. Nice info (^^), jangan lupa sering2 kunjungi blog Titih di http://titihmarket.blogspot.com/

    BalasHapus